LAYANAN PENGUMPULAN DATA
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : BKI Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Masturin, S.Ag., M.Ag.
oleh:
Selfi Purwaningsih : 412014
Indah ratnasari : 412027
Muhammad Farochi : 412028
Muhammad Syaroni : 412029
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI STAIN KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN
KOMUNIKASI ISLAM
TAHUN 2014
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses bantuan
yang terus-meneru dan sistematis dari konselor atau guru pembimbing kepada kliennya
agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, dan perwujudan diri dalam rangka
mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling secara efektif dan efisien seorang konselor harus memahami klienya
atau peserta didik secara utuh dan memahami pula kondisi lingkungannya
sepenuhnya, pemahaman yang utuh tentang klien atau peserta didik dan kondisi
lingkungan akan dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya.
Pengumpulan
Data adalah salah satu komponen dalam program bimbingan, yang sekaligus menjadi
salah satu layanan bimbingan. Komponen ini mencakup semua usaha untuk
memperoleh data tentang siswa dan mahasiswa, menganalisis dan menafsirkan data,
serta menyimpan data tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa jenis layanan pengumpulan data dalam BKI
Pendidikan ?
2.
Bagaimana sumber layanan pengumpulan data?
3.
Bagaimana teknik layanan pengumpulan data ?
II.
PEMBAHASAN
A. Jenis Layanan Pengumpulan Data
Pada dasarnya ada dua jenis data yang perlu
dikumpulkan dalam rangka pemberian pelayanan bimbingan dan koseling yang
efektif dan efisien, yaitu data tentang pribadi peserta dan data tentang
lingkungan.
1.
Data Pribadi
Data pribadi peserta didik adalah berupa data
perorangan, yaitu data yang dikumpulkan dari masing-masing peserta didik. Dari
data pribadi dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan pribadi masing-masing peserta
didik.
Setiap individu mempunyai perbedaan dalam
kesiapan dan kemampuan fisik dan intelektual, yang sekaligus akan melahirkan
prbedaan dari segi kemampuan bekerja, memperoleh rizki, meraih ilmu
pengetahuan, mengkaji kebenaran dan keadilan. Oleh karena setiap siswa
mempunyai keunikan masing-masing.
Adapun data yang di ambil ke siswa yaitu :
a.
Data identitas diri (nama, jenis kelamin, tempat
dan tanggal lahir, dll).
b.
Data keluarga (orang tua, jumlah saudara, keadaan
social, ekonomi, dll)
c.
Data perkembangan dan riwayat kesehatan
(perkembangan fisik dan psikis)
d.
Data pendidikan dan hasil belajar (riwayat
sekolah, angka rapor, dll)
e.
Data kecerdasan, bakat, minat, aspirasi dan
cita-cita.
f.
Data lingkungan kegiatan luar sekolah penyesuaian
social, nilai-nilai dan sikap.
g.
Data kematangan, emosional dan kebiasaan
sehari-hari.
h.
Data tentang permasalahan yang dihadapi. [1]
2.
Data Lingkungan
Selain data pribadi, dalam pelayanan pengumpulan
data diperlukan juga data lingkungan. Data lingkungan sangat dibutuhkan dalam
pelayanan pengumpulan data. Karena berkaitan dengan informasi tentang peserta
didik, yang berkaitan dengan data pribadi.
Adapun data lingkungan sebagaimana berikut:
a.
Data informasi pendidikan
Layanan informasi adalah layanan bimbingan dan
konseling yang berupa pemberian penerangan, penjelasan dan pengarahan.[2]
Informasi pendidikan, seperti program mengenai system belajar, fasilitas
penunjang belajar, mata pelajaran dan bidangnya (seperti program inti, program
khusus dan tambahan), informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan
studi, cara bergaul dengan teman, dan cara efektif dalam belajar.
Adapun jenis informasi pendidikan yaitu
·
pemilihan program studi
·
pemilihan sekolah, fakultas dan jurusan
·
penyesuaian diri dengan program studi
·
penyesuaian diri dengan suasana belajar[3]
b.
Data informasi jabatan
Adapun jenis informasi jabatan yaitu:
·
Struktur dan kelompok pekerjaan atau jabatan
utama
·
Uraian tugas masing-masing jabatan
·
Cara-cara atau prossedur penerimaan
·
Kondisi kerja
·
Kesempatan untuk pengembangan karir
·
Fasilitas penunjang dan sebagainya.[4]
c.
Data lingkungan social
Adapun jenis lingkungan social yaitu:
·
Problem pergaulan antar remaja dan cara
pengendaliannya
·
Hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat
·
Etika pergaulan antara pria dan wanita
·
Pengenalan dan pemahaman norma agama, adat,
social dan hokum.
Jadi data lingkungan ini berguna sebagai pemberi
informasi jelas kepada para peserta didiknya, sehingga para peserta didik dapat
terhindar dari keraguan, kesulitan dan perbuatan tercela.[5]
B. Sumber Layanan Pengumpulan
Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, baik
pribadi maupun lingkungan diperlukan sumber data yang dapat dipercaya, yang
dimaksud dengan sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan
data yang diperlukan.
Adapun sumber data secara terperinci
adalah sebagai berikut :
1.
Sumber data individu yang bersangkutan, yaitu
peserta didik itu sendiri
2.
Sumber data orang yang paling dekat dan paling
bertanggungjawab terhadap individu yang bersangkutan, seperti orang tua, guru
atau dosen, wali kelas, kepala sekolah, dll.
3.
Sumber data orang yang dekat dengan individu
tetapi tidak bertanggungjawab secara langsung terhadapnya, seperti teman,
anggota keluarga, dll.
4.
Sumber data orang yang tidak begitu dekat dengan
individu tetapi dapat memberikan informasi tentang individu seperti tetangga,
dokter, pegawai TU, dll.
5.
Sumber data organisasi atau lembaga diluar
lembaga pendidikan, seperti organisasi pemuda, masjid, organisasi
kemasyarakatan, dll.[6]
Sumber data itu ada yang primer dan ada pula yang
sekunder. Sumber data primer atau langsung dalah apabila suatu data atau
keterangan diperoleh langsung dari individu yang bersangkutan, misalnya : data
tentang pribadi seseorang peserta didik diperoleh langsung dari peserta didik
yang bersangkutan.
Sedangkan sumber data sekunder ataau tidak langsung
adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain, misalnya : data tentnag siswa
A, diperoleh dari orang tua atau dari teman dekatnya.[7]
C. Teknik Layanan Pengumpulan
Data
Dalam mengumpulkan data peserta didik dapat
dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data. Secara umum dibedakan dalam dua
teknik, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik
tes adalah data pribadi yang bersifat kemampuan potensial atau kemampuan dasar
berupa: kecerdasan, bakat, minat, dll. Disamping kemampuan dasar, teknik tes
juga menggunakan kemampuan dasar. Teknik tes juga digunakan untuk
mengungkapkan kemampuan hasil belajar
peserta didik baik melalui tes yang terstandarisasi, maupun melalui ujian atau
tes buatan guru.
Tes
merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang
berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan psikologis seseorang, dengan
menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi
kuantitatif tentang aspek yang diukur.
Alat
tes yang digunakan untuk pengumpulan data (himpunan data) harus yang
distandardisasikan (stantardizet test) dalam arti cara penyelenggaraan
tes, cara pemeriksaannya, dan penentuan norma penafsirannya seragam. Selain itu
juga harus memiliki validitas dalam arti ada kesesuain antar apa yang
diukur (diteliti) dalam tes dengan aspek yang direncanakan untuk diukur melalui
tes tersebut. Alat tes yang digunakan dalam himpunan data juga harus memiliki
reliabilitas dalam arti ada keajegan dalam hasil yang diperoleh apabila
seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu yang berlainan.
Tes
sebagai alat pengumpulan data digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
·
Memperkirakan
(prediktif) tentang taraf prestasi atau corak perilaku di kemudian hari.
·
Mengadakan
seleksi untuk menerima atau menempatkan individu pada posisi tertentu.
·
Mengadakan
klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok mana seseorang sebaiknya dimasukan
untuk mengikuti suatu program pendidikan tertentu, bekerja dalam jabatan
tertentu, atau dikenai program rehabilitasi tertentu,.
·
Mengadakan
evaluasi tentang program-program studi, proses pembelajaran, dan lain
sebagainya.
Tes yang digunakan dalam himpunan data ada beberapa macam:
1. Tes hasil belajar (achievement
tes)
Tes ini digunakan untuk mengukur
apa yang telah dipelajarioleh siswa di berbagai mata pelajaran. Tes hasil
belajar ada beberapa macam antara lain tes kompotensi (competency tes) ;
yaitu tes yang mengukur taraf penguasaan dalam keterampilan-keterampilan dasar
seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu ada tes diagnostik (diagnostic
tes), yaitu tes untuk mengukur atau mencari sebab-sebab timbulnya kesulitan
pada siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Tes
Kemampuan Intelektual
Tes ini digunakan untuk mengukur
taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mata pelajaran tertentu, program
pendidikan vokasional tertentu, atau bidang karier tertentu. Tes ini
lingkupnya lebih terbatas dari kemampuan intelektual. Tes ini antara lain :
Mental Ability Test, Intelligence Test, Academic Ability Test, Scholastic
Aptitude Test. Meskipun hail yang diperoleh dalam tes kemampuan tudak
seluruhnya lepas dari pengaruh pengalaman belajara di masa lampau, termasuk
pendidikan sekolah, namun diusahakan supaya tes semacam ini lebih menonjolkan prestasi
untuk berhasil dalam belajar dikeemudian hari.
3. Tes kemampuan khusus atau Tes
Bakat Khusus (Tes
of Specific Ability )
Bakat
adalah kemampuan khusus individu yang dapata dikembangkan melalui belajar atau
latihan. Tes untuk mengetahui bakat individu, diantaranya:
a)
Rekonik mengukur fungsi motoric, persepsi, da berpikir
mekanis.
b)
Tes bakat music mengukur kemampuan individu dalam
aspek suara, nada, ritme, warna, bunyi dan memori.
c)
Tes bakat klerikal (perkantoran) mengatur ketelitian
dan kecepatan.
d)
Tes artistic mengukur kemampuan menggambar, melukis,
dan merupa (mematung).
e)
Tes bakat yang multifactor mengukur berbagai kemampuan
khusus. Biasanya menggunakan DAT (Differential Atitude Test).
Differential Atitude Test
mengukur 8 kemampuan khusus, yaitu:
1)
Berpikir verbal, kemampuan nalar secara verbal.
2)
Kemampuan bilangan, kemampuan dengan angka-angka.
3)
Berpikir abstrak, kemampuan nalar dengan menggunakan
berbagai bentuk diagram, yang berpikir non verbal atau tanpa angka-angka.
4)
Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, kemampuan
untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya
melihat gambar di atas kertas yang rata.
5)
Kecepatan dan ketelitian, kemampuan ketelitian dan
percepatan seseorang dalam membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis
seperti nama-nama atau angka-angka.
6)
Berpiki mekanik, pemahaman mengenai hokum-hukum yang
mendasari alat-alat, mesin-mesin dan gerakannya.
7)
Penggunaan bahasa pengucapan, kemampuan mengeja
kata-kata umum.
8)
Penggunaaan bahasa menyusun kalimat, kemampuan
kata-kata dalam kalimat (tanda baca dan tanda bahasa).[8]
4. Tes minat (Tes of
Vocational)
Tes ini digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan apa yang paling diminati siswa. Selain itu, juga untuk
membantu siswa dalam memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik
kepribadiannya.
5. Tes Perkembangan
vocasional
Tes ini digunakan untuk mengukur
taraf perkembangan sesorang(siswa) dalam hal kesadaran akan memangku suatu
pekerjaan atau jabatan tertentu, memikirkan hubungan antara memangku suatu
jabatan dengan ciri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan sosial
ekonomis, dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana masa depannya
sendiri.
6. Tes Kepribadian
Tes ini digunakan dalam himpunan
data untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter,
temperamen, corak kehidupan emosinal, kesehatan mental, relasi sosial dengan
orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam
penyesuaian diri. Termasuk dalam tes ini adalah tes tes proyektif yaitu tes
untuk mengukur sifat-sifat kepribadian seseorang melalui
reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata. Tes ini
diadministasikan oleh psikolog. Angket kepribadian untuk mengukur ciri
kepribadian seseorang (siswa) melalui analisis-analisis jawaban tertulis atau
sejumlah pertanyaan untuk menentukan suatu pola sikap, motivasi, dan reaksi emosional
yang khas pada seseorang.
2. Teknik Non Tes
Teknik non tes lebih sesuai digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku, sikap, minat, perhatian, karakteristik. Adapun
beberapa teknik pengumpulan data yang tergolong non tes adalah sebagai berikut:
a.
Angket
Angket memuat sejumlah
item pertanyaan yang harus dijawab oleh responden (siswa). Pengumpulan data
melalui angket, komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara
tertulis, sehingga siswa pun menjawab secara tertulis pula. Dengan perkataan
lain, data yang akan dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis.
Angket ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
b.
Wawancara
Apabila dalam angket komunikasi
antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, maka dalam wawancara
komunikasi dilakukan secara lisan. Sebagaimana halnya angket, wawancara juga
ada yang bersifat langsung dan yang bersifat tidak langsung. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara untuk mengumpulkan data siswa
adalah: 1) pembimbing hendaknya dapat menciptakan situasi yang bebas, terbuka
dan menyenangkan, sehingga siswa dapat secara bebas dan terbuka memberikan
jawaban (keterangan). 2) pertanyaan yang diajukan diajukan hendaknya disusun
secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3) jawaban atau
keterangan yang telah diberikan oleh siswa segera dicatat.
c.
Otobiografi
Otobiografi merupakan
karangan yang ditulis oleh siswa sendiri tentang riwayat hidupnya. Dengan
perkataan lain Otobiografi adalah riwayat hidup atau catatan-catatan harian
yang dibuat sendiri oleh siswa. Teknik ini dilakukan dengan menyuruh siswa
membuat catatan berbagai kejadian (peristiwa) tentang dirinya baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenagkan, yang sudah dialami maupun yang
sedang terjadi, dan yang masih merupakan cita-cita. Cara yang sederhana untuk
menerapkan teknik ini adalah menyuruh siswa membuat karangan dengan judul-judul
tertentu seperti: masa kecilku, keadaan keluargaku, pengalaman masa kecilku,
bersama orang-orang yang aku sayangi , hari-hari kelam dalam hidupku,
cita-citaku di masa depan, guruku yang kusayangi, dan topik-topik lain,. Siswa
boleh memilih topik di atas sesuai dengan keadaan yang terjadi atas dirinya.
d.
Anekdot
(anecdotal record)
Catatan anekdot merupakan
laporan singkat tentang berbagai kejadian atau perilaku tentang siswa dan
membuat deskrifsi objektif tentang perilaku siswa pada saat tertentu. Atau
merupakan suatu bentuk catatan peristiwa yang dianggap penting dalam suatu
situasi tentang siswa baik bersifat individual maupun kelompok. Peristiwa
tersebut merupakan data bagi siswa yang bersangkutan dan sangat diperlukan
untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada mereka. peristiwa-peristiwa
itu dapat terjadi secara insedintil tanpa dapat diramalkan terlebih dahulu.
Catatan anekdot ada dua
bentuk, yaitu : 1) catatan anekdot insidentil, yang digunakan untuk mencatat
berbagai peristiwa yang terjadi secara insidentel baik yang baersifat individu
maupun kelompok. 2) catatan anekdot periodik, yang digunakan untuk mencatat
berbagai peristiwa tertentu yang terjadi secara insidentil dalam suatu periode
tertentu.
Catatan anekdot yang baik
harus memuat unsur-unsur : nama siswa, tanggal observasi, tempat observasi,
situasi dimana peristiwa atau kejadian diobservasi, , kelas siswa, deskrifsi
singkat tentang tindakan-tindakan yang diamati beserta reaksi orang lain
terhadap perbuatan siswa, apabila diberikan interpretasi, komentar atau rekomendasi
ditulis kolom tersendiri yang terpisaah dari kolom yang membuat deskrifsi, dan
nama pengamat.
e.
Skala
penilaian (Rating scale)
Skala penilain dapat
digunakan sebagai pedoman observasi. Skala penilain merupakan sebuah daftar
yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap yang dijabarkan dalm bentuk skala.
Hampir sama dengan daftar cek, tetapi dalam skala penilaian aspek yang dicek
ditempatkan dalam bentuk skala. Teknik ini sangat tepat apabila digunakan untuk
mengobservasi situasi tertentu secara kualitatif. Dalam skala penilaian,
aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif yang
masing-masing memiliki skor berlainan.
Skala penilaian dapat
dibuat secara deskriftif dan secara numerik. Skala penilaian deskriftif apabila
aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif pilihan
kualitatif seperti sangat sering, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah.
Atau sangat senang, senang, kurang senang, tidak senang, sangat tidak senang.
Skala penilaian numeris adalah apabila aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan
dalam bentuk alternatif-alternatif kuantitatif (bilangan).
f.
Sosiometri
Sosiometri merupakan alat
(instrumen) untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan sosial dan
tingkah laku sosial siswa. Melalui teknik ini pembimbing dapat memperoleh data
tentang susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah
hubungan sosialdeskrifsi suasana hubungan sosial yang diperoleh melalui
sosiometri disebut sosiogram. Selain itu juga, pembimbing juga dapat membuat data
sosiometris untuk setiap siswa. Untuk data sosiometris selanjutnya pembimbing
dapat mengetahui frekuensi pemilihan, yaitu banyaknya siswa yang dipilih,
keakraban pergaulan antar siswa, status pilihan atau penolakan, dan popularitas
dalam pergaulan.
Pelaksanaan sosiometri
menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Para siswa diminta untuk memilih
satu, dua atau lebih teman yang paling disenangi dalam kerja sama untuk suatu
kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu oleh pembimbing. Teman
yang dipilih ditulis dalam lembaran isian sosiometri. 2) Setelah siswa menulis
dalm lembarna isian, selanjutnya dikumpulkan untuk ditabulasi dalam atrik
sosiometris. 3) berdasarkan matrik sosiometris, pembimbing melakukan analisis.
g.
Kunjungan
rumah
Kunjungan rumah dilakukan
untuk mengenal secara lebih dekat lingkungan keluarga siswa. Secara psikologis
dan social, kunjungan rumah akan menimbulkan keakraban dan saling pengertian
antara pihak sekolah dan madrasah secara umum dan pembimbing secara khusus dengan
orangtua siswa. Kunjungan rumah juga digunakan untuk memperoleh informasi
terutama informasi yang belum diperoleh secara jelas melalui angket dan
wawancara.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh pembimbing yang akan melakukan kunjungan rumah adalah sebagai
berikut: 1) Mengadakan persiapan menyangkut informasi-informasi apa yang akan
diperoleh melalui kunjungan rumah. 2) hindatkan kesan solah-olah diadakan
pemeriksaan (inspeksi). Pembimbing harus menunjukkan sikap ramah dan rendah
hati sehingga orang tua mau berbicara secara terbuka. 3) pastikn bahwa
kedatangan pembimbing akan doterima secara baik oleh orang tua siswa. Kepastian
itu bias dipertanyakan kepada siswa yang rumahnya dikunjungi. Apabila tidak ada
kepastian tentang penerimaan oleh orang tua, sebaiknya kunjungan rumah
digunakan.4) kumpulkn informasi yang mencakup: a) ltak dan keadaan dalam rumah
seperti: keadaan fisik rumah, seumber penerangan dan sebagainya, b) fasilitas
belajar yang tersedia bagi siswa, c) kebiasaan belajar siswa seperti waktu belajar,
inisiatif belajar, belajar bersama teman atau sendirian, d) suasana keluarga
seprti corak hubungan antara orang tua dengan anak, sikap orang tua terhadap
sekolah adan madrasah, sikap oramg tua teman-teman bergaul anak, harapan kedua
orang tua terhadap anak, keadaan ekonomi dan lain sebagainya. e) setelah
kembali dari melakukan kunjungan rumah, pembimbing menyusun laporan singkat
tentang informasi yang diperoleh.
h.
Kartu
pribadi
Kartu pribadi merupakan
suatu catatan yang disusun secara kronologis dan terus bertambah secara luas
karena pnambahan data secara kontinyu. Di dalam kartu pribadi, termuat adata
penting tentang siswa. Dalam konteks bimbingan-konseling, kartu pribadi
merupakan suatu catatan tentang masing-masing siswa yang disusun selama beberapa
waktu dan memuat data yang signifikasn bagi keperluan bimbingan.
i.
Studi
kasus
Studi kasus dapat
bermakna suatu teknik mempelajari sorang individu secara mendalam untuk
membantunya memecahkan masalah atau memperoleh penyesuaian diri lebih baik.
Data yang diperoleh melalui studi kasus itulah yang digunakan untuk menetapkan
jenis kesulitan atau masalah yang dialami individu dan juga menetapkan jenis
bantuan atau bimbingan yang dapat diberikan.
Beberapa masalah yang
bias dikumpuljan mealui studi kasus adalah: 1) identitas diri seperti: nama,
jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor pokok siswa, dan lain-lain. 2)
latar belakang keluarga seperti: jumlah anggota keluarga, status social
keluarga, pekerjaan orang tua, situasi rumah, bantuan orang tua dan sebagainya.
3) keadaan kesehatan dan pengembangan jasmani, seperti sakit yang pernah
diderita siswa, ciri-ciri jasmani, dan lain sebagainya. 4) latar belakang
pendidikan seperti: pengalamn pendidika, hasil belajar, minat belajar,
kegagalan dalam pendidikan dan lain sebagainya. 5) kemapuan dasar saperti;
kecerdasan, bakat, minat, sikap dan lain sebagainya. 6) tinghkah laku social
seperti; latar belakang pergaulan, sikapnya terhadap orang lain, peranan dalam
kelompok social, dan lain sebagainya.[9]
III.
PENUTUP
Sumber data itu ada yang primer dan ada pula yang
sekunder. Sumber data primer atau langsung dalah apabila suatu data atau
keterangan diperoleh langsung dari individu yang bersangkutan, misalnya : data
tentang pribadi seseorang peserta didik diperoleh langsung dari peserta didik
yang bersangkutan.
Sedangkan sumber data sekunder ataau tidak
langsung adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain, misalnya : data
tentnag siswa A, diperoleh dari orang tua atau dari teman dekatnya.
DAFTAR PUSTAKA
A.Hallen.
Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : Ciputat Pers. 2005).
Deni
Febrini, S.Ag., M.Pd., Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: Teras, 2011).
Elfi
Mu’awanah, S.Ag., M.Pd. dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Ag., M. Psi. Bimbingan dan Konseling Islami Di Sekolah
Dasar. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009).
Masturin.
M. Ag. Dan Zaenal Khafidin, M.Ag. BKI
Pendidikan. (Kudus: Nora Media Enterprise, 2008).
Winkel,
W.S. dan M.M. Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
(Yogyakarta: Media Abadi, 2006).
dionesaliaski.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/data-dalam-program-pelayananbimbingan-dan-konsling-di-sekolah/
akudessi.blogspot.in/2013/02/bk-1-teknik-mengumpulkan-data-desi.html?m=1
wahidin.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/04/08/tugas-mata-kuliah-bimbingan-dan-konseling-pba-8-april-2013/
[1] Masturin. M. Ag. Dan
Zaenal Khafidin, M.Ag. BKI Pendidikan.
(Kudus: Nora Media Enterprise, 2008). Hlm. 127
[2] Elfi Mu’awanah, S.Ag.,
M.Pd. dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Ag., M. Psi. Bimbingan dan Konseling Islami Di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009). Hlm. 66-67.
[5] Winkel, W.S. dan M.M. Sri
Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. (Yogyakarta: Media
Abadi, 2006).
[7] dionesaliaski.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/data-dalam-program-pelayananbimbingan-dan-konsling-di-sekolah/
[9] wahidin.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/04/08/tugas-mata-kuliah-bimbingan-dan-konseling-pba-8-april-2013/
mr.bet: Review - Trusted website for betting - ThTopbet
BalasHapusmr.bet is one of the world's 카지노사이트 most popular betting sites and provides live odds. In fact, rb88 it offers a wide range of sports and games. 샌즈카지노 The site has