Jumat, 05 Juni 2015

TRADISI BARI'AN dalam KAJIAN SOSIOLOGI AGAMA



TRADISI BARI’AN DI MASYARAKAT DESA GULANG DALAM KAJIAN SOSIOLOGI AGAMA
Makalah






oleh:
Indah Ratnasari        : 412027


 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
TAHUN 2015


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap bangsa dan suku bangsa tentunya memiliki agama sebagai kepercayaan yang mempengaruhi manusia sebagai individu, juga sebagai pegangan hidup. Di samping agama, kehidupan manusia juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Kebudayaan menjadi identitas dari bangsa dan suku bangsa. Suku tersebut memelihara dan melestarikan budaya yang ada.[1] Kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa manusia menurut Alisyahbana; merupakan suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tradisi sebagai salah satu bagian dari kebudayaan menurut pakar hukum F. Geny adalah fenomena yang selalu merealisasikan kebutuhan masyarakat. Sebab yang pasti dalam hubungan antar individu, ketetapan kebutuhan hak mereka, dan kebutuhan persamaan yang merupakan asas setiap keadilan menetapkan bahwa kaidah yang dikuatkan adat yang baku itu memiliki balasan materi, yang diharuskan hukum. Kaidah ini sesuai dengan naluri manusia yang tersembunyi, yang tercermin dalam penghormatan tradisi yang baku dan perasaan individu dengan rasa takut ketika melanggar apa yang telah dilakukan pendahulu mereka.[2]
Dengan adanya bebagai ritual dan tradisi budaya yang dilaksanakan secara islami di jawa, telah memperkokoh eksistensi ajaran islam di tengah, masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara, karena berbagai tradisi islam di jawa yang terkait dengan kehidupan tersebut kemudian berkembang hampir keseluruh pelosok tanah air, bahkan Asia Tenggara di mana komunitas orang-orang muslim jawa juga berkembang. Sebaliknya, ajaran islam justru menjadi kuat ketika ia telah menjadi tradisi dan budaya di tengah kehidupan masyarakat setempat.
Dalam hal ini islam bukan sekedar tidak memiliki isi dalam sanubari budaya masyarakat. Islam hadir sebagai mercursuar rahmat semesta dan masyarakat setiap detik kehidupan mereka yang diantaranya diwujudkan dalam apresiasi islam atas berbagai ritual dalam siklus kehidupan masyarakat. Oleh karenanya tradisi dan budaya dalam silam jawa menjadi penentu dalam kelangsungan syari’at islam. Ketika tradisi dan budaya terakomodasi dalam suatu agama akhirnya ajaran agama muncul sebagai hal yang mendarah daging dalam suatu komunitas masyarakat masyarakat. Inilah antara lain yang terjadi antara islam dan jawa, dan kemudian membentuk gugus budaya islam jawa.
Sejalan dengan pengertian di atas, upacara di sini merupakan sumber pengetahuan tentang bagaimana seseorang bertindak dan bersikap terhadap suatu gejala yang diperolehnya melalui proses belajar dari generasi sebelumnya dan kemudian harus diturunkan kepada generasi berikutnya. Ritual keagamaan yang dibungkus dengan bentuk tradisi ini dilakukan secara turun temurun dan berkelanjutan dalam periodik waktu tertentu, bahkan hingga terjadi akulturasi dengan budaya lokal.[3]
Adapun seperti di kalangan masyarakat jawa khususnya di daerah Mejobo desa Gulang terdapat berbagai ritual yang sangat sakral. Salah satunya adalah Bari’an merupakan acara yang dilakukan tidak tentu, yang mana tradisi bari’an sudah dilakukan oleh nenek moyang. Biasanya tradisi bari’an dilaksanakan dengan membawa masakan atau jajan yang berbeda-beda. Kadang membawa nasi putih yang dikepal, kadang membawa kuluban dengan tujuh rupa sayuran, kadang tempe bakar, dll. Adapun makanan yang dibawa sesuai dengan yang di mimpikan juru kunci. Dan di umumkan ke masyarakat melalui musholla-musholla.
Tradisi Bari’an dilaksanakan di sebuah punden sesepuh atau nenek moyang desa. Tradisi tersebut tidak lepas dengan agama, yang mana saat tradisi tersebut dilakukan, unsur agama dilaksanakan. Dengan membaca do’a-do’a untuk keselamatn desa, masyarakat dll. Tradisi Bari’an sendiri dipimpin seorang ulama desa atau modin. Setiap modin membacakan do’a, masyarakat di suruh mengamini atau bilang “nggeh”. Masyarakat pun anusias dengan tradisi Bari’an. Dengan kedatangan masyarakat yang banyak, yang kebanyakan kaum ibu-ibu dan anak-anak yang datang. Dengan demikian agama dan tradisi sanagt berkesinambungan dan mempererat tali silaturahmi masyarakat desa.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah “Tradisi Bari’an di Masyarakat Desa Gulang dalam Kajian Sosiologi Agama” adalah:
1.      Bagaimana gambaran mengenai Tradisi Bari’an ?
2.      Bagaimana pendapat masyarakat mengenai Tradisi Bari’an ?
3.      Bagaimana Tradisi Bari’an dalam kajian sossiologi agama ?

II.                PEMBAHASAN
A.    Gambaran Tradisi Bari’an
Tradisi bari’an adalah upacara yang sering dilakukan masyarakat untuk mendapatkan berkah. Acara ini dilakukan tidak tentu waktunya, karena tradisi bari’an dilakukan saat dari juru kunci mendapatkan mimpi untuk melakukan tradisi bari’an. Tradisi bari’an dilakukan dengan membawa nasi, tempe bakaran, sayur kuluban, dan membawa uang sepuluh ribu rupiah untuk diganti dengan daging kambing yang telah dimasak oleh para juru masak.
Adapun rangkaian tradisi bari’an adalah masyarakat datang ke tempat punden desa. Warga yang baru datang terus menyerahkan uang sebesar sepuluh ribu ke panitia ataupun juru kunci, dan ditukar dengan daging kambing matang. Setlah mereka duduk, mereka memberi sedekah seikhlasnya. Setelah itu warga memanjatkan doa yang di pimpin seorang modin atau kyai. Dan makanan yang dibawa tadi di buka saat kyai berdoa. Selesai berdoa warga pulang.

B.     Pendapat Masyarakat Mengenai Tradisi Bari’an
Ibu Sri yang bertempat tinggal di sekitar punden, yang berumur 25 tahun. Makna tradisi bari’an bagi Ibu Sri adalah sebagai ngalap berkah atau mengharap berkah.
Pak sulikan yang bertempat agak jauh dari punden, yang berumur 41 tahun. Makna dari tradisi bari’an adalah sebagai pelestarian budaya. Tanpa ada makna ynag lain.
C.    Tradisi Bari’an dalam Kajian Sosiologi Agama
Agama ialah suatu jenis sistem yang dibuat oleh pengnut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.[4] Unsur-unsur agama adalah sebagai berikut.
·         Agama disebut jenis sistem sosial. Suatu fenomena sosial, suatu peristiwa kemasyarakatan, suatu sistem sosial dapat dianalisis, karena terdiri atas suatu kompleks kaidah dan peraturan yang dibuat saling berkaitan dan terarahkan kepada tujuan tertentu.
·         Agama berporos pada kekuatan-kekuatan non-empiris. Agama itu berurusan dengan kekuatan-kekuatan dunia luar yang di huni oleh kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan manusia dan yang dipercayai sebagai arwah, roh-roh dan roh tertinggi.
·         Manusia mendayagunakan kekuatan-kekuatan di ats untu kepentingan dirinya sendiri dan masyarakat sekitar.  

1.      Analisis kasus dalam teori emile Durkheim
Terkait agama, Emile Durkheim mengenalkan dua konsep yakni sakral dan profane. Sacral merupakan keyakinan yang sifatnya tidak tampak dalam diri seseorang. Sedangkan profane adalah realisasi dari nilai sakral yang tampak. Makna sakral yang di ambil adalah masyarkat meyakini tradisi bari’an sebagai keberkahan. Sedangkan makna profane terdapat pada pembacaan doa saat berlangsungnya tradisi bari’an.
Emile Durkheim telah mengklasifikasikan pola masyarakat moden kepada dua bentuk yaitu perpaduan mekanikal dan perpaduan organik. Perpaduan mekanikal ialah ciri-ciri kehidupan masyarakat tradisional yang dikatakan memiliki tahap kehidupan ynag paling minimum, ialah anggota masyarakat berkongsi system nilai, system kepercayaan yang homogeny, dan menjalankan aktifitas ekonomi yang stereotaip sifatnya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perpaduan organic bermaksud setiap unit masih saling bergantung di antara satu sama lain.[5] Sedangkan dari kasus dapat di analisis ke perpaduan mekanikal adalah tradisi barii’an dilakukan turun temurun, dari yang tua sampai yang masih muda, laki-laki maupun perempuan yang datang ditradisi bari’an. Perpadaun organik terdapat pada masyarakat ynag membeli daging kambing seharga sepuluh ribu per daging.

2.      Analisis kasus dalam teori Max Weber
Max weber menggambarkan agama menjadi dua kesatuan, yakni antara etis dan rasional. Bagaimana nilai etis yang kemudian dirasionalkna. Masyarakat ynag datang ke punden memanjatkan doa agar diberi keberkahan oleh Allah lewat wasilah Nyi Sampet menunjukan aspek etis. Aspek etis ini kemudian dirasionalkan dengan adanya pemberian sedekah seikhlasnya.

3.        Analisis kasus dalam teori Interaksionisme Simbolik George Ritzer
Teori Interaksionisme Simbolik, setiap orang diyakini punya pikiran dan perasaan untuk memaknai situasi yang ditemui. Sikap dan tindakan orang tidaklah dipaksa oleh struktur luar (masyarakat) melainkan individu tersebut sendiri yang menentukan. Berbagai lapisan masyarakat hadir dari anak-anak  ataupun orang tua. Orang-orang menyimbolkan makanan ynag telah di doa kan di acara tradisi bari’an menganduk berkah. 

4.      Analisis kasus dalam teori Clifford Geertz
Clifford Geertz membagi masyarakat jawa menjadi 3 kelompok, yaitu priyayi, santri dan abangan. Priyayi adalah golongan birokrat dan kalangan atas yang tingkat ekonominya tinggi. Namun pengetahuan agamanya biasa. Santri yaitu kelompok masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan agama yang tinggi namun secara ekonomi kehidupan mereka biasa saja. Sedangakan abangan yaitu kelompok masyarakat yang pengetahuan agama dan kehidupan ekonominya rendah atau biasa-biasa saja. Analisis fenomena tradisi bai’an dalam teori Clifford Geetz yaitu:
a.       Priyayi yaitu kelompok masyarakat yang terdiri dari kaum birokrat, tetapi pemahaman agamanya kurang. Seperti halnya kepala desa dan para aparat desa yang ikut dalam tradisi bari’an.
b.      Santri yaitu kelompok masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan agama yang tinggi namun secara ekonomi kehidupan mereka biasa. Seperti kyai yang memimpin doa.
c.       Abangan yaitu kelompok masyarakat yang pengetahuan agama dan kehidupan ekonominya rendah atau biasa-biasa. Seperti mendatangi punden.


III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Gambaran Tradisi Bari’an
Tradisi bari’an adalah masyarakat datang ke tempat punden desa. Warga yang baru datang terus menyerahkan uang sebesar sepuluh ribu ke panitia ataupun juru kunci, dan ditukar dengan daging kambing matang. Setlah mereka duduk, mereka memberi sedekah seikhlasnya. Setelah itu warga memanjatkan doa yang di pimpin seorang modin atau kyai. Dan makanan yang dibawa tadi di buka saat kyai berdoa. Selesai berdoa warga pulang.

2.      Pendapat Masyarakat Mengenai Tradisi Bari’an
Masyarakat ada yang mempercayai tardsi bari’an mengandung berkah dengan memakan nasi doa da ada juga masyrakat yang hanya menganggap sebagai tradisi jawa.

3.      Tradisi Bari’an dalam Kajian Sosiologi Agama
Agama ialah suatu jenis sistem yang dibuat oleh pengnut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.
a.       Analisis kasus dalam teori emile Durkheim
Emile Durkheim mengenalkan dua konsep yakni sakral dan profane. Makna sakral yang di ambil adalah masyarkat meyakini tradisi bari’an sebagai keberkahan. Sedangkan makna profane terdapat pada pembacaan doa saat berlangsungnya tradisi bari’an.
b.      Analisis kasus dalam teori Max Weber
Max Weber, menyatakan bahwa agama dibagi menjadi 2 yaitu etis dan rasional.
c.       Analisis kasus dalam teori Interaksionisme Simbolik George Ritzer
Setiap orang mempunyai keyakinan. Seperti halnya masyarkat meyakini kalau tradisi bari’an memberi keberkahan, dengan memakan nasi doa.
d.      Analisis kasus dalam teori Clifford Geertz
Clifford Geertz membagi masyarakat jawa menjadi 3 kelompok, yaitu priyayi, santri dan abangan.












DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Shukri Md. Nain dan Rosman Md. Yusoff. Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan. (Malaysia: UTM). Ahmad Shukri Md. Nain dan Rosman Md. Yusoff. Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan. (Malaysia: UTM)
Bustanidun Agus, Islam dan Pembangunan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Irwan Abdullah, dkk, (ed.), Agama dan Kearifat Lokal dalam Tantangan Global, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM, 2008
Samir Aliyah, Sistem Pemerintah, Peradilan & Adat dalam Islam, Penerjemah: H. Asmuni, Jakarta: Khalifa, 2004
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Yogyakarta: KANISIUS, 1993



















[1]Bustanidun Agus, Islam dan Pembangunan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 15.
[2] Samir Aliyah, Sistem Pemerintah, Peradilan & Adat dalam Islam, Penerjemah: H. Asmuni, Jakarta: Khalifa, 2004, hlm.512.
[3] Irwan Abdullah, dkk, (ed.), Agama dan Kearifat Lokal dalam Tantangan Global, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM, 2008, hlm. 187.
[4] Hendropuspito, Sosiologi Agama, Yogyakarta: KANISIUS, 1993, hlm. 34.
[5] Ahmad Shukri Md. Nain dan Rosman Md. Yusoff. Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan. (Malaysia: UTM). Hlm. 61.

Jumat, 05 Desember 2014

psikologi perkembangan masa puber


Perkembangan Masa Puber

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliaih   : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu        : Saliyo, S.Ag., M.Si.





oleh:
Samsul Hilal              : 412005
Indah Ratnasari        : 412027

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
TAHUN 2014

        I.            PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan  stress  (Storm  and  Stress). Karena  mereka  telah  memiliki keinginan  bebas  untuk  menentukan  nasib  sendiri,  kalau  terarah  dengan baik  maka  ia  akan  menjadi  seorang  individu  yang  memiliki  rasa tanggungjawab,  tetapi kalau  tidak  terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu member mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari masa pubertas?
2.      Bagaimana ciri-cirinya?
3.      Bagaimana perubahan tubuh pada masa puber?
4.      Apa akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku?

    II.            PEMBAHASAN
A.     Pengertian Masa Puber
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.[1] Pubertas  adalah  masa  ketika  seorang  anak  mengalami  perubahan  fisik, psikis,  dan  pematangan  fungsi  seksual.  Masa  pubertas  dalam  kehidupan  kita biasanya dimulai  saat berumur delapan hingga  sepuluh  tahun dan berakhir  lebih kurang  di  usia  15  hingga  16  tahun.  Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.[2]
Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas.

B.     Ciri-ciri Masa Puber
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak jelas dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Ciri-ciri masa puber :
1.      Masa Puber Adalah Periode Tumpang Tindih
Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karenamencakup tahun-tahun akhirmasa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia akan dikenal sebagai “ Anak Puber.” Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “Remaja” atau ”Remaja Muda.”
2.      Masa Puber Adalah Periode yang Singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “ cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “ lambat matang.” Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalah setiap kelompok.
3.      Masa Puber Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat
Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini, Dunbar menyatakan:
Selama periode ini anak yang sedang berkembang mengalami berbagai perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, milik, jangkauan pilihan, dan perubahan dalam sikap terhadap seks dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubungan orang tua–anak yang berubah dan perubahan dalam peraturan-peratuaran yang dikenakan kepada anak muda.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa puber pada umumnya disebut sebagai“ remaja tumbuh pesat.”
4.      Masa Puber Merupakan Fase Negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannyakehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.
Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dai fase negatif ini akan berakhir bila individi secara seksual menjadi matang.
5.      Masa Pubertas Terjadi pada Berbagai Usia
Purbetas dapat terjadi setiap saat antara usia lima atau enam tahun dan sembilan belas tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuandalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksualpada tiga belas tahun, dan rata-rata anak laki=laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktuyangperluuntuk menyelesaikan proses perubahan masa puber.
Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan perempuan.
Masa Puber Dibagi dalam Tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupakan periodeyang singkat dalam rentang kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a.       Tahap Prapuber
Tahap ini merupakan tumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa 3
kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “ prapuber”, yaitu bukanlah
seorang anak tetapi belum juga seorang remaja, tetapi bisa disebut tahap pematangan.
b.      Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, saat dimana kriteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan dan pengalaman akan mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki.
c.       Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih denga tahun pertama atau tahun kedua remaja.Selama tahap ini, ciri-ciri seks skunder telah berkembang baik dan organ-organ seks telah berkembang dengan matang.[3]

C.     Perubahan pada Masa Puber
Anak Laki-laki
Anak Perempuan
1.      Perubahan ukuran tubuh
Perubahan tinggi tubuh dari usia 12,8 tahun sampai 15,3 tahun. Puncaknya pada 14 tahun.
Dua tahun sebelum haid dan setahun setelah haid. Berhenti sekitar 18 tahun.
2.      Ciri-ciri Seks Primer 
Gonad atau testes yang terletak dalam scrotum pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua tahun, setelah itu pertumbuhan menurun; testes sudah berkembang penuh pada usia 20/21 tahun.
·    Berat uterus anak usia sebelas atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia enam belas rata-rata  beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini.
·    Datangnya haid yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai menopuse, pada akhir empat puluhan  atau awal lima puluhan tahun.
3.      Ciri-ciri Seks Sekunder
·         Rambut
Rambut kemaluan timbul sekitar setahun setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak dan rambut di wajah timbul kalau pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai demikian pula rambut tubuh.
·         Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.
·         Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menimbulkan jerawat.
·         Otot
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi bentuk bagi lengan, tungkai kaki, dan bahu.
·         Suara
Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara menurun, volume meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat.
·         Benjolan dada
Benjolan-benjolan kecil disekitar kelenjar susu pria timbul sekitar usia 12 dan 14 tahun. Ini berlangsung selama beberapa minggu dan kemudia menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
·         Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat, akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
·         Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
·         Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.
·         Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.
·         Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
·         Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungaki kaki.
·         Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.[4]

D.     Akibat Perubahan Fisik Masa Puber Terhadap Sikap dan Perilaku
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbagan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan semakin besarnya harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik.
Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius, dan paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.
1.         Ingin Meyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.
2.         Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.
3.         Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
4.         Antagonisme sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
5.         Emosi yang meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masapuber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6.         Hilangnya kepercayaan diri
Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
7.         Terlalu sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.
Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan dari pada anak laki-laki, sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih cepat matang dari pada anak laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan sosial mulai di tekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu dari pada anak laki-laki. Tetapi perilaku anak perempuan lebih cepat stabil dari pada anak laki-laki dan anak perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.
Sementara itu, akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari harapan sosial orang tua, guru dan orang lainnya. Anak laki-laki dan perempuan diharapkan berbuat sesuai dengan standar-standar yang pantas untuk usia mereka. Hal ini relatif mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang sesuai. Namun anak yang kematangannya belum siap untuk memenuhi harapan-harapan sosial menurut usianya cenderung mengalami masalah.
    III.            PENUTUP
A.     Kesimpulan
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar-X dari perkembangan tulang.
Masa puber merupakan periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
            Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita. Psikologi Perkembangan. (Bandung: Remaja Rosdakarya). 2005.
Elizabeth, B. Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, hlm. 184
Maria. U. Kenakalan remaja. 2009. Available from : URL:http://www.damandiri.or.id
Zulkifli, L. Psikologi Perkembangan. (Bandung: Remaja Rosdakarya). 1992.




[1] Elizabeth, B. Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, hlm. 184
[2] Maria. U. Kenakalan remaja. 2009. Available from : URL:http://www.damandiri.or.id
[3] Desmita. Psikologi Perkembangan. (Bandung: Remaja Rosdakarya). 2005.
[4]  Zulkifli, L. Psikologi Perkembangan. (Bandung: Remaja Rosdakarya). 1992.