Jumat, 05 Desember 2014

layanan pengumpulan data



LAYANAN PENGUMPULAN DATA
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah    : BKI Pendidikan
Dosen Pengampu        : Dr. Masturin, S.Ag., M.Ag.


Description: Logo STAIN.png


oleh:
Selfi Purwaningsih           : 412014
Indah ratnasari                  : 412027
Muhammad Farochi         : 412028
Muhammad Syaroni         : 412029









 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
TAHUN 2014
       I.            PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses bantuan yang terus-meneru dan sistematis dari konselor atau guru pembimbing kepada kliennya agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, dan perwujudan diri dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien seorang konselor harus memahami klienya atau peserta didik secara utuh dan memahami pula kondisi lingkungannya sepenuhnya, pemahaman yang utuh tentang klien atau peserta didik dan kondisi lingkungan akan dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya.
Pengumpulan Data adalah salah satu komponen dalam program bimbingan, yang sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan. Komponen ini mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang siswa dan mahasiswa, menganalisis dan menafsirkan data, serta menyimpan data tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa jenis layanan pengumpulan data dalam BKI Pendidikan ?
2.      Bagaimana sumber layanan pengumpulan data?
3.      Bagaimana teknik layanan pengumpulan data ?

    II.            PEMBAHASAN
A.     Jenis Layanan Pengumpulan Data
Pada dasarnya ada dua jenis data yang perlu dikumpulkan dalam rangka pemberian pelayanan bimbingan dan koseling yang efektif dan efisien, yaitu data tentang pribadi peserta dan data tentang lingkungan.
1.      Data Pribadi
Data pribadi peserta didik adalah berupa data perorangan, yaitu data yang dikumpulkan dari masing-masing peserta didik. Dari data pribadi dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan pribadi masing-masing peserta didik.
Setiap individu mempunyai perbedaan dalam kesiapan dan kemampuan fisik dan intelektual, yang sekaligus akan melahirkan prbedaan dari segi kemampuan bekerja, memperoleh rizki, meraih ilmu pengetahuan, mengkaji kebenaran dan keadilan. Oleh karena setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing.  
Adapun data yang di ambil ke siswa yaitu :
a.       Data identitas diri (nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir,  dll).
b.      Data keluarga (orang tua, jumlah saudara, keadaan social, ekonomi, dll)
c.       Data perkembangan dan riwayat kesehatan (perkembangan fisik dan psikis)
d.      Data pendidikan dan hasil belajar (riwayat sekolah, angka rapor, dll)
e.       Data kecerdasan, bakat, minat, aspirasi dan cita-cita.
f.       Data lingkungan kegiatan luar sekolah penyesuaian social, nilai-nilai dan sikap.
g.       Data kematangan, emosional dan kebiasaan sehari-hari.
h.      Data tentang permasalahan yang dihadapi. [1]

2.      Data Lingkungan
Selain data pribadi, dalam pelayanan pengumpulan data diperlukan juga data lingkungan. Data lingkungan sangat dibutuhkan dalam pelayanan pengumpulan data. Karena berkaitan dengan informasi tentang peserta didik, yang berkaitan dengan data pribadi.
Adapun data lingkungan sebagaimana berikut:
a.       Data informasi pendidikan
Layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang berupa pemberian penerangan, penjelasan dan pengarahan.[2] Informasi pendidikan, seperti program mengenai system belajar, fasilitas penunjang belajar, mata pelajaran dan bidangnya (seperti program inti, program khusus dan tambahan), informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan studi, cara bergaul dengan teman, dan cara efektif dalam belajar.
Adapun jenis informasi pendidikan yaitu
·         pemilihan program studi
·         pemilihan sekolah, fakultas dan jurusan
·         penyesuaian diri dengan program studi
·         penyesuaian diri dengan suasana belajar[3]
b.      Data informasi jabatan
Adapun jenis informasi jabatan yaitu:
·         Struktur dan kelompok pekerjaan atau jabatan utama
·         Uraian tugas masing-masing jabatan
·         Cara-cara atau prossedur penerimaan
·         Kondisi kerja
·         Kesempatan untuk pengembangan karir
·         Fasilitas penunjang dan sebagainya.[4]
c.       Data lingkungan social
Adapun jenis lingkungan social yaitu:
·         Problem pergaulan antar remaja dan cara pengendaliannya
·         Hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat
·         Etika pergaulan antara pria dan wanita
·         Pengenalan dan pemahaman norma agama, adat, social dan hokum.
Jadi data lingkungan ini berguna sebagai pemberi informasi jelas kepada para peserta didiknya, sehingga para peserta didik dapat terhindar dari keraguan, kesulitan dan perbuatan tercela.[5]

B.     Sumber Layanan Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, baik pribadi maupun lingkungan diperlukan sumber data yang dapat dipercaya, yang dimaksud dengan sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan data yang diperlukan.
            Adapun sumber data secara terperinci adalah sebagai berikut :
1.      Sumber data individu yang bersangkutan, yaitu peserta didik itu sendiri
2.      Sumber data orang yang paling dekat dan paling bertanggungjawab terhadap individu yang bersangkutan, seperti orang tua, guru atau dosen, wali kelas, kepala sekolah, dll.
3.      Sumber data orang yang dekat dengan individu tetapi tidak bertanggungjawab secara langsung terhadapnya, seperti teman, anggota keluarga, dll.
4.      Sumber data orang yang tidak begitu dekat dengan individu tetapi dapat memberikan informasi tentang individu seperti tetangga, dokter, pegawai TU, dll.
5.      Sumber data organisasi atau lembaga diluar lembaga pendidikan, seperti organisasi pemuda, masjid, organisasi kemasyarakatan, dll.[6]
Sumber data itu ada yang primer dan ada pula yang sekunder. Sumber data primer atau langsung dalah apabila suatu data atau keterangan diperoleh langsung dari individu yang bersangkutan, misalnya : data tentang pribadi seseorang peserta didik diperoleh langsung dari peserta didik yang bersangkutan.
Sedangkan sumber data sekunder ataau tidak langsung adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain, misalnya : data tentnag siswa A, diperoleh dari orang tua atau dari teman dekatnya.[7]

C.     Teknik Layanan Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data peserta didik dapat dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data. Secara umum dibedakan dalam dua teknik, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
1.      Teknik Tes
Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes adalah data pribadi yang bersifat kemampuan potensial atau kemampuan dasar berupa: kecerdasan, bakat, minat, dll. Disamping kemampuan dasar, teknik tes juga menggunakan kemampuan dasar. Teknik tes juga digunakan untuk mengungkapkan  kemampuan hasil belajar peserta didik baik melalui tes yang terstandarisasi, maupun melalui ujian atau tes buatan guru.
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan psikologis seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diukur.
Alat tes yang digunakan untuk pengumpulan data (himpunan data) harus yang distandardisasikan (stantardizet test) dalam arti cara penyelenggaraan tes, cara pemeriksaannya, dan penentuan norma penafsirannya seragam. Selain itu juga harus memiliki validitas dalam arti ada kesesuain antar apa yang diukur (diteliti) dalam tes dengan aspek yang direncanakan untuk diukur melalui tes tersebut. Alat tes yang digunakan dalam himpunan data juga harus memiliki reliabilitas dalam arti  ada keajegan dalam hasil yang diperoleh apabila seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu yang berlainan.
Tes sebagai alat pengumpulan data digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
·         Memperkirakan (prediktif) tentang taraf prestasi atau corak perilaku di kemudian hari.
·         Mengadakan seleksi untuk menerima atau menempatkan individu pada posisi tertentu.
·         Mengadakan klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok mana seseorang sebaiknya dimasukan untuk mengikuti suatu program pendidikan tertentu, bekerja dalam jabatan tertentu, atau dikenai program rehabilitasi tertentu,.
·         Mengadakan evaluasi tentang program-program studi, proses pembelajaran, dan lain sebagainya.
Tes yang digunakan dalam himpunan data ada beberapa macam:
1.      Tes hasil belajar (achievement tes)
Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajarioleh siswa di berbagai mata pelajaran. Tes hasil belajar ada beberapa macam antara lain tes kompotensi (competency tes) ; yaitu tes yang mengukur taraf penguasaan dalam keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu ada tes diagnostik (diagnostic tes), yaitu tes untuk mengukur atau mencari sebab-sebab timbulnya kesulitan pada siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2.      Tes Kemampuan Intelektual
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mata pelajaran tertentu, program pendidikan vokasional tertentu,  atau bidang karier tertentu. Tes ini lingkupnya lebih terbatas dari kemampuan intelektual. Tes ini antara lain : Mental Ability Test, Intelligence Test, Academic Ability Test, Scholastic Aptitude Test. Meskipun hail yang diperoleh dalam tes kemampuan tudak seluruhnya lepas dari pengaruh pengalaman belajara di masa lampau, termasuk pendidikan sekolah, namun diusahakan supaya tes semacam ini lebih menonjolkan prestasi untuk berhasil dalam belajar dikeemudian hari.
3.      Tes kemampuan khusus atau Tes Bakat Khusus (Tes of Specific Ability )
Bakat adalah kemampuan khusus individu yang dapata dikembangkan melalui belajar atau latihan. Tes untuk mengetahui bakat individu, diantaranya:
a)      Rekonik mengukur fungsi motoric, persepsi, da berpikir mekanis.
b)      Tes bakat music mengukur kemampuan individu dalam aspek suara, nada, ritme, warna, bunyi dan memori.
c)      Tes bakat klerikal (perkantoran) mengatur ketelitian dan kecepatan.
d)      Tes artistic mengukur kemampuan menggambar, melukis, dan merupa (mematung).
e)      Tes bakat yang multifactor mengukur berbagai kemampuan khusus. Biasanya menggunakan DAT (Differential Atitude Test).
Differential Atitude Test mengukur 8 kemampuan khusus, yaitu:
1)      Berpikir verbal, kemampuan nalar secara verbal.
2)      Kemampuan bilangan, kemampuan dengan angka-angka.
3)      Berpikir abstrak, kemampuan nalar dengan menggunakan berbagai bentuk diagram, yang berpikir non verbal atau tanpa angka-angka.
4)      Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
5)      Kecepatan dan ketelitian, kemampuan ketelitian dan percepatan seseorang dalam membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis seperti nama-nama atau angka-angka.
6)      Berpiki mekanik, pemahaman mengenai hokum-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin dan gerakannya.
7)      Penggunaan bahasa pengucapan, kemampuan mengeja kata-kata umum.
8)      Penggunaaan bahasa menyusun kalimat, kemampuan kata-kata dalam kalimat (tanda baca dan tanda bahasa).[8]
4.      Tes minat (Tes of Vocational)
Tes ini digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan apa yang paling diminati siswa. Selain itu, juga untuk membantu siswa dalam memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.
5.      Tes Perkembangan vocasional
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf perkembangan sesorang(siswa) dalam hal kesadaran akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan tertentu, memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dengan ciri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan sosial ekonomis, dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana masa depannya sendiri.
6.      Tes Kepribadian
Tes ini digunakan dalam himpunan data untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter, temperamen, corak kehidupan emosinal, kesehatan mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Termasuk dalam tes ini adalah tes tes proyektif yaitu tes untuk mengukur  sifat-sifat kepribadian  seseorang melalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata.  Tes ini diadministasikan oleh psikolog. Angket kepribadian untuk mengukur ciri kepribadian seseorang (siswa) melalui analisis-analisis jawaban tertulis atau sejumlah pertanyaan untuk menentukan suatu pola sikap, motivasi, dan reaksi emosional yang khas pada seseorang.

2.      Teknik Non Tes
Teknik non tes lebih sesuai digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, sikap, minat, perhatian, karakteristik. Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang tergolong non tes adalah sebagai berikut:
a.      Angket
Angket memuat sejumlah item pertanyaan yang harus dijawab oleh responden (siswa). Pengumpulan data melalui angket, komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, sehingga siswa pun menjawab secara tertulis pula. Dengan perkataan lain, data yang akan dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Angket ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
b.      Wawancara
Apabila dalam angket komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, maka dalam wawancara komunikasi dilakukan secara lisan. Sebagaimana halnya angket, wawancara juga ada yang bersifat langsung dan yang bersifat tidak langsung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara untuk mengumpulkan data siswa adalah: 1) pembimbing hendaknya dapat menciptakan situasi yang bebas, terbuka dan menyenangkan, sehingga siswa dapat secara bebas dan terbuka memberikan jawaban (keterangan). 2) pertanyaan yang diajukan diajukan hendaknya disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3) jawaban atau keterangan yang telah diberikan oleh siswa segera dicatat.
c.       Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa sendiri tentang riwayat hidupnya. Dengan perkataan lain Otobiografi adalah riwayat hidup atau catatan-catatan harian yang dibuat sendiri oleh siswa. Teknik ini dilakukan dengan menyuruh siswa membuat catatan berbagai kejadian (peristiwa) tentang dirinya baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenagkan, yang sudah dialami maupun yang sedang terjadi, dan yang masih merupakan cita-cita. Cara yang sederhana untuk menerapkan teknik ini adalah menyuruh siswa membuat karangan dengan judul-judul tertentu seperti: masa kecilku, keadaan keluargaku, pengalaman masa kecilku, bersama orang-orang yang aku sayangi , hari-hari kelam dalam hidupku, cita-citaku di masa depan, guruku yang kusayangi, dan topik-topik lain,. Siswa boleh memilih topik di atas sesuai dengan keadaan yang terjadi atas dirinya.
d.      Anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai kejadian atau perilaku tentang siswa dan membuat deskrifsi objektif tentang perilaku siswa pada saat tertentu. Atau merupakan suatu bentuk catatan peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi tentang siswa baik bersifat individual maupun kelompok. Peristiwa tersebut merupakan data bagi siswa yang bersangkutan dan sangat diperlukan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada mereka. peristiwa-peristiwa itu dapat terjadi secara insedintil tanpa dapat diramalkan terlebih dahulu.
Catatan anekdot ada dua bentuk, yaitu : 1) catatan anekdot insidentil, yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa yang terjadi secara insidentel baik yang baersifat individu maupun kelompok. 2) catatan anekdot periodik, yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa tertentu yang terjadi secara insidentil dalam suatu periode tertentu.
Catatan anekdot yang baik harus memuat unsur-unsur : nama siswa, tanggal observasi, tempat observasi, situasi dimana peristiwa atau kejadian diobservasi, , kelas siswa, deskrifsi singkat tentang tindakan-tindakan  yang diamati beserta reaksi orang lain terhadap perbuatan siswa, apabila diberikan interpretasi, komentar atau rekomendasi ditulis kolom tersendiri yang terpisaah dari kolom yang membuat deskrifsi, dan nama pengamat.
e.       Skala penilaian (Rating scale)
Skala penilain dapat digunakan sebagai pedoman observasi. Skala penilain merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap yang dijabarkan dalm bentuk skala. Hampir sama dengan daftar cek, tetapi dalam skala penilaian aspek yang dicek ditempatkan dalam bentuk skala. Teknik ini sangat tepat apabila digunakan untuk mengobservasi situasi tertentu secara kualitatif. Dalam skala penilaian, aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif yang masing-masing memiliki skor berlainan.
Skala penilaian dapat dibuat secara deskriftif dan secara numerik. Skala penilaian deskriftif apabila aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif pilihan kualitatif seperti sangat sering, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Atau sangat senang, senang, kurang senang, tidak senang, sangat tidak senang. Skala penilaian numeris adalah apabila aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif kuantitatif  (bilangan).
f.        Sosiometri
Sosiometri merupakan alat (instrumen) untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial siswa. Melalui teknik ini pembimbing dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah hubungan sosialdeskrifsi suasana hubungan sosial yang diperoleh melalui sosiometri disebut sosiogram. Selain itu juga, pembimbing juga dapat membuat data sosiometris untuk setiap siswa. Untuk data sosiometris selanjutnya pembimbing dapat mengetahui frekuensi pemilihan, yaitu banyaknya siswa yang dipilih, keakraban pergaulan antar siswa, status pilihan atau penolakan, dan popularitas dalam pergaulan.
Pelaksanaan sosiometri menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Para siswa diminta untuk memilih satu, dua atau lebih teman yang paling disenangi dalam kerja sama untuk suatu kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu oleh pembimbing. Teman yang dipilih ditulis dalam lembaran isian sosiometri. 2) Setelah siswa menulis dalm lembarna isian, selanjutnya dikumpulkan untuk ditabulasi dalam atrik sosiometris. 3) berdasarkan matrik sosiometris, pembimbing melakukan analisis.
g.      Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan untuk mengenal secara lebih dekat lingkungan keluarga siswa. Secara psikologis dan social, kunjungan rumah akan menimbulkan keakraban dan saling pengertian antara pihak sekolah dan madrasah secara umum dan pembimbing secara khusus dengan orangtua siswa. Kunjungan rumah juga digunakan untuk memperoleh informasi terutama informasi yang belum diperoleh secara jelas melalui angket dan wawancara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pembimbing yang akan melakukan kunjungan rumah adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan persiapan menyangkut informasi-informasi apa yang akan diperoleh melalui kunjungan rumah. 2) hindatkan kesan solah-olah diadakan pemeriksaan (inspeksi). Pembimbing harus menunjukkan sikap ramah dan rendah hati sehingga orang tua mau berbicara secara terbuka. 3) pastikn bahwa kedatangan pembimbing akan doterima secara baik oleh orang tua siswa. Kepastian itu bias dipertanyakan kepada siswa yang rumahnya dikunjungi. Apabila tidak ada kepastian tentang penerimaan oleh orang tua, sebaiknya kunjungan rumah digunakan.4) kumpulkn informasi yang mencakup: a) ltak dan keadaan dalam rumah seperti: keadaan fisik rumah, seumber penerangan dan sebagainya, b) fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa, c) kebiasaan belajar siswa seperti waktu belajar, inisiatif belajar, belajar bersama teman atau sendirian, d) suasana keluarga seprti corak hubungan antara orang tua dengan anak, sikap orang tua terhadap sekolah adan madrasah, sikap oramg tua teman-teman bergaul anak, harapan kedua orang tua terhadap anak, keadaan ekonomi dan lain sebagainya. e) setelah kembali dari melakukan kunjungan rumah, pembimbing menyusun laporan singkat tentang informasi yang diperoleh.
h.      Kartu pribadi
Kartu pribadi merupakan suatu catatan yang disusun secara kronologis dan terus bertambah secara luas karena pnambahan data secara kontinyu. Di dalam kartu pribadi, termuat adata penting tentang siswa. Dalam konteks bimbingan-konseling, kartu pribadi merupakan suatu catatan tentang masing-masing siswa yang disusun selama beberapa waktu dan memuat data yang signifikasn bagi keperluan bimbingan.
i.        Studi kasus
Studi kasus dapat bermakna suatu teknik mempelajari sorang individu secara mendalam untuk membantunya memecahkan masalah atau memperoleh penyesuaian diri lebih baik. Data yang diperoleh melalui studi kasus itulah yang digunakan untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah yang dialami individu dan juga menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang dapat diberikan.
Beberapa masalah yang bias dikumpuljan mealui studi kasus adalah: 1) identitas diri seperti: nama, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor pokok siswa, dan lain-lain. 2) latar belakang keluarga seperti: jumlah anggota keluarga, status social keluarga, pekerjaan orang tua, situasi rumah, bantuan orang tua dan sebagainya. 3) keadaan kesehatan dan pengembangan jasmani, seperti sakit yang pernah diderita siswa, ciri-ciri jasmani, dan lain sebagainya. 4) latar belakang pendidikan seperti: pengalamn pendidika, hasil belajar, minat belajar, kegagalan dalam pendidikan dan lain sebagainya. 5) kemapuan dasar saperti; kecerdasan, bakat, minat, sikap dan lain sebagainya. 6) tinghkah laku social seperti; latar belakang pergaulan, sikapnya terhadap orang lain, peranan dalam kelompok social, dan lain sebagainya.[9]

 III.            PENUTUP
Sumber data itu ada yang primer dan ada pula yang sekunder. Sumber data primer atau langsung dalah apabila suatu data atau keterangan diperoleh langsung dari individu yang bersangkutan, misalnya : data tentang pribadi seseorang peserta didik diperoleh langsung dari peserta didik yang bersangkutan.
Sedangkan sumber data sekunder ataau tidak langsung adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain, misalnya : data tentnag siswa A, diperoleh dari orang tua atau dari teman dekatnya.
DAFTAR PUSTAKA
A.Hallen. Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : Ciputat Pers. 2005).
Deni Febrini, S.Ag., M.Pd., Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: Teras, 2011).
Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd. dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Ag., M. Psi. Bimbingan dan Konseling Islami Di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009).
Masturin. M. Ag. Dan Zaenal Khafidin, M.Ag. BKI Pendidikan. (Kudus: Nora Media Enterprise, 2008).
Winkel, W.S. dan M.M. Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. (Yogyakarta: Media Abadi, 2006).
dionesaliaski.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/data-dalam-program-pelayananbimbingan-dan-konsling-di-sekolah/
akudessi.blogspot.in/2013/02/bk-1-teknik-mengumpulkan-data-desi.html?m=1
wahidin.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/04/08/tugas-mata-kuliah-bimbingan-dan-konseling-pba-8-april-2013/





[1] Masturin. M. Ag. Dan Zaenal Khafidin, M.Ag. BKI Pendidikan. (Kudus: Nora Media Enterprise, 2008). Hlm. 127
[2] Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd. dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Ag., M. Psi. Bimbingan dan Konseling Islami Di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). Hlm. 66-67.
[3] Deni Febrini, S.Ag., M.Pd., Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: Teras, 2011). Hlm. 85
[4] Deni Febrini. Ibid. hlm 86
[5] Winkel, W.S. dan M.M. Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. (Yogyakarta: Media Abadi, 2006).
[6] A. Hallen. Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : Ciputat Pers. 2005). Hlm. 94
[7] dionesaliaski.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/data-dalam-program-pelayananbimbingan-dan-konsling-di-sekolah/
[8] akudessi.blogspot.in/2013/02/bk-1-teknik-mengumpulkan-data-desi.html?m=1
[9] wahidin.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/04/08/tugas-mata-kuliah-bimbingan-dan-konseling-pba-8-april-2013/

1 komentar:

  1. mr.bet: Review - Trusted website for betting - ThTopbet
    mr.bet is one of the world's 카지노사이트 most popular betting sites and provides live odds. In fact, rb88 it offers a wide range of sports and games. 샌즈카지노 The site has

    BalasHapus